ILMU BUDAYA DASAR DAN NILAI AGAMA


Salah satu syarat dalam kehidupan manusia yang teramat penting adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap menjelma sebagai agama. Agama ini bertujuan untuk mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani. Dan untuk mencapai kedamaian ini harus diikuti dengan syarat yaitu percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan an memelihara semua yang ada didunia ini.
Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa selalu merasa dilindungi oleh Tuhan dan dalam suasana, keadaan yang bagaimanapun mereka tidak pernah takut. Mereka yakin bahwa tidak ada daya upaya dan tiada kekuatan yang akan mempengaruhi  kalau Tuhan tidak mengijinkan. Mengingat kebutuhan manusia akan rasa aman itulah yang menjadi pokok atau pangkal utama bagi manusia untuk mempercayai Tuhan dan perlunya hidup beragama.
Kepercayaan manusia kepada yang berkuasa itu berkembang sesuai dengan perkembangan pikiran dan peradaban manusia itu sendiri, untuk menampung dan memberikan jawaban atas kegelisahan yang mencemaskan dan menakutkan. Kalau dahulu orang mempercayai benda-benda, binatang-binatang, barang-barang, batu dan sebagainya yang dapat menolongnyauntk mencapai rasa aman, maka turunlah ajaran-ajaran Tuhan yang diberikan langsung kepada Nabi-Nabi yang akan menolong manusia dalam hidupnya.
Bagi orang yang percaya dan taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, perasaannya akan selalu dilindungi ole-Nya baik dalam keadaan apapun, mereka selalu merasa ada yang menjaga dan melindungi mereka. Kita perlu mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan, mengingat kebutuhan jiwa ataupun rohani yang ada pada diri kita. Namun,jika seseorang tidak mempercayai apalagi tidak beribadah kepada Tuhan YME, niscaya hidupnya tidak akan tenang dan selalu dihantui dengan perasaan resah dan gelisah,maka dari pada itu, penting untuk percaya dan meyakini adanya Tuhan YME yang akan selalu membimbing dan menjaga hamba-hambanya yang yang taat kepada-Nya.
Dalam salah satu unsur kebudayaan terdapat sistem religi/kepercayaan. Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dan sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Dari hal tersebut, maka kepercayaan agama dibagi menjadi beberapa kelompok, dan yang akan dibahas disini adalah IBD menurut agama Islam dan agama Buddha.

Arti dan hakekat kebudayaan
Didalam kamus bahasa indonesia dikatakan bahwa budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan ( adat, akhlak, kesenian , ilmu dll). Lima aspek yang berkait dengan arti dan hakekat kebudayaan:
·         Kehidupan Spritual
·         Bahasa dan Kesustraan
·         Kesenian
·         Sejarah
·         Ilmu Pengetahuan

Aspek kehidupan Spritual, mencakup kebudayaan fisik seperti sarana yaitu candi, patung nenek moyang, arsitektur,  peralatan seperti pakaian, makanan, alat-alat upacara. Dan mencakup sistem sosial, seperti upacara-upacara yaitu kelahiran, pernikahan, kematian. Adapun aspek bahasa dan kesusteraan mencakup bahasa daerah, pantun, syair, novel-novel.


Hubungan Islam Dan Budaya
Sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker, dalam bukunya Filsafat Kebudayaan menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama  merupakan keyakinan hidup rohani penganut atau pemeluknya, keyakinan ini disebut Iman, Iman merupakan keyakianan dan kepercayaan terhadap tuhan , sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sebaliknya menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologi mengatakan bahwa manusia mempunyai akal-pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol agama. Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak mampu  mencapai hakekat dari ayat-ayat dalam  kitab suci masing- masing agama, mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada.

Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 : “ ( Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yan hina ( air mani ). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya “

Selain menciptakan manusia, Allah swt juga menciptakan makhluk yang bernama Malaikat, yang hanya mampu mengerjakan perbuatan baik saja, karena diciptakan dari unsur cahaya. Dan juga menciptakan Syetan atau Iblis yang hanya bisa berbuat jahat , karena diciptkan dari api. Sedangkan manusia, sebagaimana tersebut di atas, merupakan gabungan dari unsur dua makhluk tersebut.

Sikap islam terhadap kebudayaan
Islam dapat mengatur dan membimbing masyarakat menuju hidup yang baik dan seimbang, dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.

Dalam penjelasan UUD  pasal 32  disebutkan : “ Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Idonesia “.  Islam telah membagi budaya menjadi tiga bagian yaitu:
·         Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan islam
Contohnya: seorang wanita muslimah tidak diperkenankan menikah dengan seorang kafir.
·         Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam
Contohnya: tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam , seperti lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang. Islam datang untuk meronstruksi budaya tersebut, menjadi bentuk “ Ibadah” yang telah ditetapkan aturan-aturannya.

·         Kebudayaan yang bertantangan dengan islam
Contohnya: budaya ngaben  yang dilakukan oleh masyarakat Bali.





Daftar Pustaka 
Mustopo, Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Usaha Nasional. Surabaya-Indonesia










Komentar

Postingan populer dari blog ini

CV (Curriculum Vitae)

SURAT - MENYURAT

KEMAMPUAN ADAPTASI