TUGAS I BAHASA INDONESIA 2
PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
METODE
DALAM MENALAR:
1) Metode
Penalaran Deduktif
2) Metode
Penalaran Induktif
PENGERTIAN
DEDUKSI
Deduksi berasal dari bahasa inggris deduction yang
berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan umum, menemukan yang khusus
dari yang umum. (Kamus umum bahasa Indonesia hal. 273 W.J.S. Poerwadarminta,
Balai pustaka, 2006)
Deduksi adalah cara berpikir dimana
dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir
silogisme yang secara sederhana digambarkan sebagai penyusun dua buah
pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme disebut
premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor.
Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif
berdasarkan kedua premis tersebut.
METODE
PENALARAN DEDUKTIF :
·
Silogisme
Silogisme adalah proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan)
contoh :
premis mayor / premis umum : semua orang akan mati
premis minor / premis khusus : budi adalah orang
konklusi / kesimpulan : budi akan mati
·
Entinem
Entinem adalah adalah
penalaran deduksi secara langsung , premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan
karena sudah sama-sama diketahui.
contoh :
ikan memerlukan air
di gurun pasir tidak ada air
digurun pasir tidak mungkin ada ikan
PENGERTIAN
INDUKSI
Induksi adalah cara mempelajari
sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menemukan hukum.
(Kamus umum bahasa Indonesia hal. 444 W.J.S. Poerwadarminta, Balai pustaka,
2006)
Induksi adalah ilmu eksakta
mengumpulkan data – data dalam jumlah tertentu, dan atas dasar itu menyusun
suatu ucapan umum. Observasi dan eksperimen dilakukan untuk mengenai
gejala-gejala dengan tepat dan saksama, sedang hipotesis dan induksi membuat
rumusan dari hukum-hukumnya.
Metode berpikir induktif dimana
cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual. Untuk itu, penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang
lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum.
Contoh dari induksi :
Kuda Sumba punya jantung
Kuda Australia punya sebuah jantung
Kuda Amerika punya sebuah jantung
Jadi, setiap kuda punya sebuah jantung.
METODE
PENALARAN INDUKTIF :
·
Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang
berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi
mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan,
generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
contoh :
Jika dibakar plastik akan meleleh,
jika dibakar sedotan akan meleleh,
jika dibakar ember akan meleleh,
jika dibakar botol akan meleleh,
jadi jika benda plastik dibakar akan meleleh
·
Analogi
Analogi adalah membandingkan dua
hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi,
yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain,
dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
contoh :
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti
kertas putih.
Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Jadi membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat
menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat. Dari data diatas dapat
ditarik kesimpulan tentang perbedaan antara berpikir induktif dan berpikir
deduktif. Berpikir induktif adalah menarik pernyataan yang didasarkan pada
hasil-hasil pengamatan, sedangkan berpikir deduktif adalah penarikan pernyataan
yang didasarkan pada hukum dan teori
PERBEDAAN
PENALARAN DEDUKSI DAN INDUKSI
1. Deduksi :
Jika semua
premis benar maka kesimpulan pasti benar
Semua informasi
atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam
premis.
2. Induksi :
Jika premis
benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar
Kesimpulan memuat
informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan tentang
perbedaan antara berpikir induktif dan berpikir deduktif. Berpikir induktif
adalah menarik pernyataan yang didasarkan pada hasil-hasil pengamatan,
sedangkan berpikir deduktif adalah penarikan pernyataan yang didasarkan pada
hokum dan teori
Referensi terkait:
Muslih, Mohammad. 2008. Filsafat
Ilmu. Yogyakarta: Belukar
Soetriono. 2007. Filsafat
Ilmu. Yogyakarta: Andi
S. Suriasumantri, Jujun. Filsafat
Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Susanto. 2011. Filsafat
Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara
Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat
Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ihsan, Fuad, 2010. Filsafat
Ilmu. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat
Ilmu (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), 48-49
Komentar
Posting Komentar